Senin, 28 Juni 2010

25 Daftar Kekeliruan Politik Umat Islam

  1. Senang membuat kerumunan, tidak rajin menggalang
barisan.
 
2. Suka marah, tidak suka melakukan perlawanan.
 
3. Reaktif, bukan proaktif.
 
4. Suka terpesona oleh keaktoran, bukan oleh wacana atau
isme yang diproduksi/dimiliki sang aktor.
 
5. Sibuk berurusan dengan kulit, tidak peka mengurusi isi.
 
6. Gemar membuat organisasi, kurang mampu membuat jaringan.
 
7. Cenderung memahami segala sesuatu secara simplistis,
kurang suka dengan kerumitan-kecanggihan padahal inilah
adanya segala sesuatu itu.
 
8. Sering berpikir linear tentang sejarah, kurang suka
bersusah-susah memahami sejarah dengan rumus dialektika
atau sinergi.
 
9. Enggan melihat diri sendiri sebagai tumpuan perubahan,
sebaliknya cenderung berharap perubahan dari atas/para
pemimpin.
 
10. Senang membuat program, kurang mampu membuat agenda.
 
11. Cenderung memahami dan menjalani segala sesuatu secara
parsial, tidak secara integral (kaaffah).
 
12. Senang bergumul dengan soal-soal jangka pendek, kurang
telaten mengurusi agenda jangka panjang.
 
13. Terus-menerus ''menyerang musuh'' di markas besarnya,
abai pada prioritas pertama ''menyerang musuh'' pada gudang
amunisinya.
 
14. Kerap menjadikan politik sebagai tujuan, bukan politik
sebagai alat.
 
15. Senang mengandalkan dan memobilisasi orang banyak atau
massa untuk segala sesuatu, abai pada fakta bahwa perubahan
besar dalam sejarah selalu digarap pertama-tama oleh
creative minority. (Ironisnya, ini justru secara
spektakuler dicontohkan oleh Muhammad beserta lingkaran
kecil di seputarnya di Mekkah serta kaum Muhajirin dan
Anshar di Medinah).
 
16. Senang berpikir bagaimana memakmurkan masjid, kurang
giat dan serius berpikir bagaimana memakmurkan jamaah
masjid.
 
17. Senang menghapalkan tujuan sambil mengabaikan
pentingnya metode, tidak berusaha memahami dengan baik
tujuan itu sambil terus mengasah metode.
 
18. Senang merebut masa depan dengan meninggalkan hari ini
atau merebut hari ini tanpa kerangka masa depan, bukannya
merebut masa depan dengan mencoba merebut hari ini.
 
19. Sangat pandai membongkar dan membongkar, kurang pandai
membongkar pasang.
 
20. Sangat cepat dan gegabah merumuskan musuh baru (dan
lama), sangat lamban dan enggan merangkul kawan baru.
 
21. Gegap gempita di wilayah ritual, senyap di wilayah
politik dan sosial.
 
22. Selalu ingin cepat meraih hasil, melupakan keharusan
untuk bersabar.
 
23. Senang menawarkan program revolusioner tapi abai
membangun infrastruktur revolusi.
 
24. Selalu berusaha membuat politik sebagai hitam putih,
bukannya penuh warna tak terhingga.
 
25. Sangat pandai melihat kesalahan pada orang lain, kurang
suka melakukan introspeksi.
 

Orang yang melewatkan satu hari dalam hidupnya tanpa ada suatu hak yang ia tunaikan atau suatu fardu yang ia lakukan atau kemuliaan yang ia wariskan atau pujian yang ia hasilkan atau kebaikan yang ia tanamkan atau ilmu yang ia dapatkan,maka sungguh-sungguh ia telah durhaka pada harinya dan menganiaya diri. (Dr. Yusuf Al-qardhawi)

dari ebook islami, mari kita analisa bersama...

Kamis, 24 Juni 2010

74 Wasiat Untuk Para Pemuda

[tazkiyatun nufus]

“Dan sungguh Kami telah memerintahkan orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah.” (An-Nisa’: 131)

“Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah , serta agar kalian mendengar dan patuh.”
Dan takwa kepada Allah adalah mentaati-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Wa ba’du:

Berikut ini adalah wasiat islami yang berharga dalam berbagai aspek seperti ibadah, muamalah, akhlak, adab dan yang lainnya dari sendi-sendi kehidupan. Kami persembahkan wasiat ini sebagai peringatan kepada para pemuda muslim yang senantiasa bersemangat mencari apa yang bermanfaat baginya, dan sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. Kami memohon kepada Allah agar menjadikan hal ini bermanfaat bagi orang yang membacanya ataupun mendengarkannya. Dan agar memberikan pahala yang besar bagi penyusunnya, penulisnya, yang menyebarkannya ataupun yang mengamalkannya. Cukuplah bagi kita Allah sebaik-baik tempat bergantung.

1. Ikhlaskanlah niat kepada Allah dan hati-hatilah dari riya’ baik dalam perkataan ataupun perbuatan.

2. Ikutilah sunnah Nabi dalam semua perkataan, perbuatan, dan akhlak.

3. Bertaqwalah kepada Allah dan ber’azamlah untuk melaksanakan semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.

4. Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nashuha dan perbanyaklah istighfar.

5. Ingatlah bahwa Allah senatiasa mengawasi gerak-gerikmu. Dan ketahuilah bahwa Allah melihatmu, mendengarmu dan mengetahui apa yang terbersit di hatimu.

6. Berimanlah kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir serta qadar yang baik ataupun yang buruk.

7. Janganlah engkau taqlid (mengekor) kepada orang lain dengan buta (tanpa memilih dan memilah mana yang baik dan yang buruk serta mana yang sesuai dengan sunnah/syari’at dan mana yang tidak). Dan janganlah engkau termasuk orang yang tidak punya pendirian.

8. Jadilah engkau sebagai orang pertama dalam mengamalkan kebaikan karena engkau akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikuti/mencontohmu dalam mengamalkannya.

9. Peganglah kitab Riyadlush Shalihin, bacalah olehmu dan bacakan pula kepada keluargamu, demikian juga kitab Zaadul Ma’ad oleh Ibnul Qayyim.

10. Jagalah selalu wudlu’mu dan perbaharuilah. Dan jadilah engkau senantiasa dalam keadaan suci dari hadats dan najis.

11. Jagalah selalu shalat di awal waktu dan berjamaah di masjid terlebih lagi sahalat ‘Isya dan Fajr (shubuh).

12. Janganlah memakan makanan yang mempunyai bau yang tidak enak seperti bawang putih dan bawang merah. Dan janganlah merokok agar tidak membahayakan dirimu dan kaum muslimin.

13. Jagalah selalu shalat berjamaah agar engkau mendapat kemenangan dengan pahala yang ada pada shalat berjamaah tersebut.

14. Tunaikanlah zakat yang telah diwajibkan dan janganlah engkau bakhil kepada orang-orang yang berhak menerimanya.

15. Bersegeralah berangkat untuk shalat Jumat dan janganlah berlambat-lambat sampai setelah adzan kedua karena engkau akan berdosa.

16. Puasalah di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar Allah mengampuni dosa-dosamu baik yang telah lalu ataupun yang akan datang.

17. Hati-hatilah dari berbuka di siang hari di bulan Ramadhan tanpa udzur syar’i sebab engkau akan berdosa karenanya.

18. Tegakkanlah shalat malam (tarawih) di bulan Ramadhan terlebih-lebih pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar engkau mendapatkan ampunan atas dosa-dosamu yang telah lalu.

19. Bersegeralah untuk haji dan umrah ke Baitullah Al-Haram jika engkau termasuk orang yang mampu dan janganlah menunda-nunda.

20. Bacalah Al-Qur’an dengan mentadaburi maknanya. Laksanakanlah perintahnya dan jauhi larangannya agar Al-Qur’an itu menjadi hujjah bagimu di sisi rabmu dan menjadi penolongmu di hari qiyamat.

21. Senantiasalah memperbanyak dzikir kepada Allah baik perlahan-lahan ataupun dikeraskan, apakah dalam keadaan berdiri, duduk ataupun berbaring. Dan hati-hatilah engkau dari kelalaian.

22. Hadirilah majelis-majelis dzikir karena majelis dzikir termasuk taman surga.

23. Tundukkan pandanganmu dari aurat dan hal-hal yang diharamkan dan hati-hatilah engkau dari mengumbar pandangan, karena pandangan itu merupakan anak panah beracun dari anak panah Iblis.

24. Janganlah engkau panjangkan pakaianmu melebihi mata kaki dan janganlah engkau berjalan dengan kesombongan/keangkuhan.

25. Janganlah engkau memakai pakaian sutra dan emas karena keduanya diharamkan bagi laki-laki.

26. Janganlah engkau menyeruapai wanita dan janganlah engkau biarkan wanita-wanitamu menyerupai laki-laki.

27. Biarkanlah janggutmu karena Rasulullah: “Cukurlah kumis dan panjangkanlah janggut.” (HR. Bukhari Dan Muslim)

28. Janganlah engkau makan kecuali yang halal dan janganlah engkau minum kecuali yang halal agar doamu diijabah.

29. Ucapkanlah "bismillah" ketika engkau hendak makan dan minum dan ucapkanlah "alhamdulillah" apabila engkau telah selesai.

30. Makanlah dengan tangan kanan, minumlah dengan tangan kanan, ambillah dengan tangan kanan dan berilah dengan tangan kanan.

31. Hati-hatilah dari berbuat kezhaliman karena kezhaliman itu merupakan kegelapan di hari kiamat.

32. Janganlah engkau bergaul kecuali dengan orang mukmin dan janganlah dia memakan makananmu kecuali engkau dalam keadaan bertaqwa (dengan ridla dan memilihkan makanan yang halal untuknya).

33. Hati-hatilah dari suap-menyuap (kolusi), baik itu memberi suap, menerima suap ataupun perantaranya, karena pelakunya terlaknat.

34. Janganlah engkau mencari keridlaan manusia dengan kemurkaan Allah karena Allah akan murka kepadamu.

35. Ta’atilah pemerintah dalam semua perintah yang sesuai dengan syari’at dan doakanlah kebaikan untuk mereka.

36. Hati-hatilah dari bersaksi palsu dan menyembunyikan persaksian.

“Barangsiapa yang menyembunyikan persaksiannya maka hatinya berdosa. Dan Allah maha mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (Al-Baqarah: 283)
37. “Dan ber amar ma’ruf nahi munkarlah serta shabarlah dengan apa yang menimpamu.” (Luqman: 17)
Ma’ruf adalah apa-apa yang diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya , dan munkar adalah apa-apa yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya.

38. Tinggalkanlah semua hal yang diharamkan baik yang kecil ataupun yang besar dan janganlah engkau bermaksiat kepada Allah dan janganlah membantu seorangpun dalam bermaksiat kepada-Nya.

39. Janganlah engkau dekati zina. Allah berfirman: “Janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah kekejian dan sejelek-jelek jalan.” (Al-Isra’:32)

40. Wajib bagimu berbakti kepada orang tua dan hati-hatilah dari mendurhakainya.

41. Wajib bagimua untuk silaturahim dan hati-hatilah dari memutuskan hubungan silaturahim.

42. Berbuat baiklah kepada tetanggamu dan janganlah menyakitinya. Dan apabila dia menyakitimu maka bersabarlah.

43. Perbanyaklah mengunjungi orang-orang shalih dan saudaramu di jalan Allah.

44. Cintalah karena Allah dan bencilah juga karena Allah karena hal itu merupakan tali keimanan yang paling kuat.

45. Wajib bagimu untuk duduk bermajelis dengan orang shalih dan hati-hatilah dari bermajelis dengan orang-orang yang jelek.

46. Bersegeralah untuk memenuhi hajat (kebutuhan) kaum muslimin dan buatlah mereka bahagia.

47. Berhiaslah dengan kelemahlembutan, sabar dan teliti. Hatilah-hatilah dari sifat keras, kasar dan tergesa-gesa.

48. Janganlah memotong pembicaraan orang lain dan jadilah engkau pendengar yang baik.

49. Sebarkanlah salam kepada orang yang engkau kenal ataupun tidak engkau kenal.

50. Ucapkanlah salam yang disunahkan yaitu "assalamualaikum" dan tidak cukup hanya dengan isyarat telapak tangan atau kepala saja.

51. Janganlah mencela seorangpun dan mensifatinya dengan kejelekan.

52. Janganlah melaknat seorangpun termasuk hewan dan benda mati.

53. Hati-hatilah dari menuduh dan mencoreng kehormatan oarng lain karena hal itu termasuk dosa yang paling besar.

54. Hati-hatilah dari namimah (mengadu domba), yakni menyampaikan perkataan di antara manusia dengan maksud agar terjadi kerusakan di antara mereka.

55. Hati-hatilah dari ghibah, yakni engkau menceritakan tentang saudaramu apa-apa yang dia benci jika mengetahuinya.

56. Janganlah engkau mengagetkan, menakuti dan menyakiti sesama muslim.

57. Wajib bagimu melakukan ishlah (perdamaian) di antara manusia karena hal itu merupakan amalan yang paling utama.

58. Katakanlah hal-hal yang baik, jika tidak maka diamlah.

59. Jadilah engkau orang yang jujur dan janganlah berdusta karena dusta akan mengantarkan kepada dosa dan dosa mengantarakan kepada neraka.

60. Janganlah engkau bermuka dua. Datang kepada sekelompok dengan satu wajah dan kepada kelompok lain dengan wajah yang lain.

61. Janganlah bersumpah dengan selain Allah dan janganlah banyak bersumpah meskipun engkau benar.

62. Janganlah menghina orang lain karena tidak ada keutamaan atas seorangpun kecuali dengan taqwa.

63. Janganlah mendatang dukun, ahli nujum serta tukang sihir dan jangan membenarkan (perkataan) mereka.

64. Janganlah menggambar gambar manuasia dan binatang. Sesungguhnya manusia yang paling keras adzabnya pada hari kiamat adalah tukang gambar.

65. Janganlah menyimpan gambar makhluk yang bernyawa di rumahmu karena akan menghalangi malaikat untuk masuk ke rumahmu.

66. Tasymitkanlah orang yang bersin dengan membaca: "yarhamukallah" apabila dia mengucapkan: "alhamdulillah"

67. Jauhilah bersiul dan tepuk tangan.

68. Bersegeralah untuk bertaubat dari segala dosa dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan karena kebaikan tersebut akan menghapuskannya. Dan hati-hatilah dari menunda-nunda.

69. Berharaplah selalu akan ampunan Allah serta rahmat-Nya dan berbaik sangkalah kepada Allah .

70. Takutlah kepada adzab Allah dan janganlah merasa aman darinya.

71. Bersabarlah dari segala mushibah yang menimpa dan bersyukurlah dengan segala kenikamatan yang ada.

72. Perbanyaklah melakukan amal shalih yang pahalanya terus mengalir meskipun engkau telah mati, seperti membangun masjid dan menyebarakan ilmu.

73. Mohonlah surga kepada Allah dan berlindunglah dari nereka.

74. Perbanyaklah mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulullah.
Shalawat dan salam senantiasa Allah curahkan kepadanya sampai hari kiamat juga kepada keluarganya dan seluruh shahabatnya.

(Diterjemahkan dari buletin berjudul 75 Washiyyah li Asy-Syabab terbitan Daarul Qashim Riyadl-KSA oleh Abu Abdurrahman Umar Munawwir)

MEMBANGUN KEMBALI PERADABAN UMAT MELALUI BUDAYA MEMBACA

Pepatah mengatakan kunci ilmu itu membaca, sedangkan gudang ilmu itu buku. Dalam islam ilmu menduduki posisi yang sangat penting; kewajiban kita sebelum beramal adalah berilmu, selanjutnya adalah berdakwah dan bersabar di jalanNya.

Ilmu memiliki posisi yang sangat penting, dan jika dikaitkan dengan pepatah teresebut, maka untuk ‘membuka’ ilmu, kita harus memiliki ‘kunci’nya yaitu membaca.

Namun permasalahannya apakah membaca sudah menjadi kebiasaan pada masyarakat Indonesia, khususnya umat islam yang notabenenya 87% dari jumlah penduduk Indonesia, maka jawabannya adalah sebagai berikut:

Berdasarkan hasil temuan UNDP, posisi minat baca Indonesia berada di peringkat 96, sejajar dengan Bahrain, Malta, dan Suriname. Untuk Kawasan Asia Tenggara, hanya ada dua negara dengan peringkat di bawah Indonesia, yakni Kamboja dan Laos. Masing-masing berada di urutan angka seratus. Apa pun alasannya, posisi Indonesia yang terlalu rendah dalam minat baca ini tentu sangat memprihatinkan bagi bangsa yang mengklain sebagai bangsa besar. (Kurnia, 2008)

Fakta ini adalah bukti tak terbantahkan tentang keadaan masyarakat Indonesia saat ini. Khususnya umat islam, hal ini merupakan kelemahan terbesar mengapa sulit bagi Umat ini untuk maju dan merakit kembali peradabannya yang dulu pernah bersinar.
Keadaan umat Islam sekarang ini masih terbelakang di berbagai bidang, padahal dulunya umat ini pernah memimpin dunia. Umat islam sekarang berada pada titik terendah, padahal dulunya berada pada puncak tertinggi. Sekarang umat ini menjadi bawahan, padahal dulunya adalah pemimpin.

Seorang penyair arab berkata:
Begitu banyak ‘tangan ‘ yang mengatur kita, padahal dulu kita yang mengaturnya
Ada bangsa yang menguasai kita, padahal dulu kita yang menguasainya
Jika dianalisis lebih lanjut, keterpurukan dan keterbelakangan umat islam saat ini salah satunya disebabkan oleh kurangnya kesadaran umat untuk bersungguh-sungguh mencari ilmu, budaya berliterasi yang masih minim, dan kemauan untuk membaca yang masih rendah, padahal membaca adalah kunci dari semuanya.

Bisa dikatakan, saat ini, budaya membaca, berliterasi, melakukan penelitian dan lain-lain sebagainya adalah milik barat, namun tahukah kita sebelum barat bangkit dari jaman jahiliahnya dengan sistem gereja (renaissance), maka kitalah (umat Islam) yang lebih unggul dibandingkan mereka sekarang dalam segala hal.

Mari kita ber’nostalgia’ sejenak tentang sejarah umat islam masa lalu yang sungguh luar biasa. Peradaban islam pada masa-masa kejayaan dan keemasannya telah mmemenuhi dunia islam dengan cahaya ilmu yang menghiasi rumah-rumah, masjid-masjid, sekolah-sekolah, forum-forum, majelis-majelis dan toko-toko buku sehingga benar apa yang dikatakan gustav lebon: “kecintaan bangsa arab terhadap ilmu-ilmu besar sekali. Mereka telah mencapai puncak kebudayaan yang sangat tinggi setelah mereka menyelesaikan penaklukan-penaklukan dalam waktu yang sangat singkat. Oleh karena itulah, mereka mampu membangun sebuah peradaban yang membuat ilmu-ilmu pengetahuan, sastra dan seni menjadi matang, dewasa dan mencapai puncaknya.

Dulu pada zaman Rasululloh saw dan para khalifah, umat islam tidak bisa dilepaskan dari al-qur’an dan as sunah, selain itu semangat mereka ‘menggali’ ilmu pengetahuan sangat tinggi, membuat kitab-kitab fenomenal, penerjemahan buku-buku dari bangsa yunani dan romawi yang sangat menggeliat, melakukan penelitian-penelitian di berbagai bidang disiplin ilmu, dibangunnya perpustakaan-perpustakaan di pusat-pusat perkotaan seperti Mekkah, Madihah, Bahgdad, kairo sampai ke Andalusia, merupakan salah satu bukti bahwa dulu umat ini pernah mengalami fase yang ‘sehat’.
Lalu, apa yang seharusnya kita lakukan sekarang? Kejayaan islam di masa lalu, runtuhnya kejayaan itu oleh ulah umatnya sendiri, bukan hanya kita renungi dan ratapi, tapi kita harus jadikan ini sebagai hikmah yang sangat berharga untuk kemajuan umat islam di masa yang akan datang. Ingat prinsip perubahan 3M; mulai diri sendiri, mulai dari hal yang terkecil dan mulai saat ini.

Tentu, bagi setiap umat islam yang ‘sehat’ bangkitnya umat islam, terbentuknya sebuah tatanan masyarakat yang madani dan terbentuknya daulah islamiyyah adalah adalah sebuah cita-cita yang tinggi, peradaban yang besar, dimulai dari minat baca yang besar.
Maka dari itu, marilah kita renungi kembali makna dari 5 ayat pertama yang Allah turunkan kepada Rasululloh SAW melalui perantaraan malaikat jibril:
Bacalah, dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
(QS Al-Alaq 1-5)

Wallahu a’lam

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger