Jumat, 07 Januari 2011

KAMMI dalam dinamika organisasinya, sebuah tantangan dalam perjuangan

KAMMI merupakan organisasi mahaiswa ekstrakampus yang saat ini dinilai berhasil dalam membesarkan nama dan organisasinya.

Dalam hal penciteraan, KAMMI dinilai berhasil karena selama ini masyarakat umum menilai bahwa KAMMI merupakan organisasi mahasiswa yang konsisten dalam membela hak-hak rakyat terhadap pemerintah yang zhalim.

KAMMI dilahirkan dari orang-orang luar biasa yang konsisten dan haus akan perubahan ke arah yang lebih baik menjadikan syariat islam dengan manhaj tarbiyah sebagai Nilai Dasar Perjuangannya.

Namun ternyata dibalik kebesaran nama besar KAMMI itu ada sekelumit permasalahan yang mencuat di kalangan kader KAMMI, terutama di ranah komisariat, UPI pada khususnya.

Al-fahmu alal manhaj, sebuah permasalahan Internal

Ilmu dituntut untuk diamalkan dan sebelum beramal itu harus berilmu, itulah cermin dari keseimbangan syariat Islam.

Dalam konteks gerakan KAMMI, manhaj gerakan dijadikan sebagai ilmu yang ditutuntut untuk difahami sebelum bergerak untuk diamalkan. Yang menjadi permasalahannya adalah tidak semua kader KAMMI komisariat dapat memahami konsep manhaj gerakannya, sehingga menimbulkan kebiasan dalam konsep gerakan amal KAMMI. Maka dari itu pemberian pengetahuan pemahanaman manhaj terhadap para kadern di tingkat komisariat mutlak harus diberikan terutama oleh kader KAMMI yang telah berjenjang AB 2 yang secara tugas memang seharusnya bertanggungjawab terhadap permasalahan itu yang harus juga ditopang oleh monitoring oleh KAMDA (KAMMI Daerah)

Gerakan konspirasi ‘antiKAMMI’, sebuah tantangan permanen

Jika ada haq, pasti ada bathil. Ada hitam, ada putih. Ada benar ada yang tidak benar. Sepanjang KAMMI berjuang dalam jalan kebenaran syariat islam, pasti ada yang memusuhinya karena ini adalah sunatulloh.

Dalam konteks ini tantangan ormawa eksternal yang bersebrangan dengan alur ideologis KAMMI menjadi tantangan lain selain tantangan internal yang telah disebutkan di atas.

Kader KAMMI diharapkan dapat meningkatkan kualitas pribadinya sehingga dapat bertahan dalam konspirasi itu. Gerakan KAMMI harus bisa bermetamorfosis dari yang hanya gerakan turun ke jalan menjadi gerakan intelektual profetik yang menjadikan pena sebagai senjatannya, karena ini yang sesungguhnya tantangan zaman yang harus KAMMI taklukkan.

Basis gerakan intelektual profetik harus dikongkritkan dalam pola gerakan KAMMI sehingga diharapkan KAMMI dapat melahirkan calon pemimpin masa depan yang Qur’ani dan sesuai dengan tuntunan Rasululloh s.a.w., wallahua’lam.

Ditulis dalam sela acara Training Pengaderan Daerah KAMMI Bandung, selesai 5:11 PM

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger